Direktori  

   

SEMINAR NASIONAL EKONOMI DENGAN TEMA “EKONOMI KREATIF BERBASIS KEARIFAN LOKAL”

Dimensipers.com.10/5- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung menggelar Seminar Nasional. Tema yang diusung adalah ”Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal”. Acara ini dilaksanakan di lantai 6 Gedung KH. Saifuddin Zuhri IAIN Tulungagung.

Pada pukul 10.20 WIB acara ini dimulai. Sebelum pembukaan, ditampilkan pagelaran Tari Reog Kendang yang dikolaborasikan dengan Tari Jaranan Sentherewe khas Tulungagung dari mahasiswa PIAUD IAIN Tulungagung untuk memperkenalkan budaya khas Tulungagung kepada 300 peserta seminar. Dalam seminar tersebut dihadiri para pejabat dilingkungan FTIK: Dekan, Wakil Dekan dan Para Ketua Jurusan. Menambah semaraknya acara seminar nasional tersebutRektor IAIN Tulungagung, Dr. Maftukhin, M.Agturut serta dalam membuka acara tersebut.

Seminar yang bertujuan menumbuh kembangkan ekonomi kreatif tidak bisa lepas dari budaya setempat. Budaya yang didalamnya terdapat kearifan lokal yang memiliki nilai dan karakteristik daerahnya. Nilai dan karaktersitik ini diterjemahkan kedalam bentuk produk kreatif.Sehingga perlu adanya wawasan pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.Ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal ialah ekonomi yang dimulai dari masyarakat, oleh, dan untuk masyarakat itu sendiri. Ekonomi yang ada dari mulai bahan baku, pekerja, sampai manfaatnya dirasakan sendiri oleh masyarakatnya.” tutur Arumi Bachsin sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan owner Batik Arumi Kabupaten Trenggalek.

Arumi menyampaikan bahwa penting untuk menekankan tumbuhnya jiwa wirausaha dalam Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM ) sebagai peningkatan potensi ekonomi daerah. Arumi juga menambahkan, “Untuk membantu ekonomi desa, ekonomi kabupaten atau secara luas lagi ekonomi Indonesia, memang harus dari UMKM, memang harus dari seluruh pihak harus bergandengan tangan membangun diri mereka sendiri karena kita tidak harus terus menerus dijejali dengan budaya konsumtif.”

Kreativitas produk masyarakat UMKM ditampung dalam Dekranasda. Produk tersebut dipasarkan secara online dibawah naungan DekranasdaSebelumnya, mereka mendapatkan pelatihan sampai mampu membangun UMKM sendiri. Dekranasda hadir karena keputusan pada tanggal 3 Maret 1980. Pada dasarnya dekranasda  dibentuk karena kekhawatiran berkurangnya pengrajin atau pengusaha yang memproduksi budaya lokal.

“Potensi industri kreatif dalam sektor ekonomi kreatif ke depannya akan tetap menjadi sebuah alternatif  penting  dalam  meningkatkan kontribusi dibidang ekonomi dan bisnis, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, media  komunikasi, menumbuhkan inovasi dan kreativitas, dan menguatkan identitas suatu daerah (city branding). Selain itu Budaya harus menjadi basis pengembangannya.Dalam kebudayaan lokal ada yang disebut dengan kearifan lokal yang menjadi nilai-nilai bermakna,antara lain, diterjemahkan ke dalam bentuk fisik berupa produk kreatif daerah setempat. Ekonomi kreatif tidak bisa dilihat dalam konteks ekonomi saja, tetapi juga dimensi budaya. Ide-ide  kreatif yang muncul adalah produk budaya. Karenanya,strategi kebudayaan sangat menentukan arah perkembangan ekonomi kreatif.” tutur Bapak Sutopo selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial.

Berdasarkan pendapat tersebut, muncul keinginanJurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial mendatangkan Ketua Dekranasdasekaligus owner batik Arumi Trenggalek untuk bisa sharing ilmu dan pengalamannya di IAIN Tulungagung. Kegiatan ini juga sebagai salah satu penguatan matakuliah kewirausahaan khususnya bagi mahasiswa IPS umumnya bagi jurusan lain yang menempuh matakuliah kewirausahaan.

   
© Tarbiyah IAIN Tulungagung