Direktori  

   

Yudisium Sarjana Ke-36 FTIK: Urgensi Penanaman Living Values Education bagi Pendidik untuk Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045

Pada hari Rabu, 23 Agustus 2023 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung menyelenggarakan Yudisium Sarjana Ke-36. Kegiatan ini dihadiri Dekan FTIK Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I., Wakil Dekan I  Dr. Khoirul Anam, M.Pd.I., Wakil Dekan II Dr. Hj. Chusnul Chotimah, M.Ag., Wakil Dekan III Dr. Muniri, M.Pd., Kabag TU Dr. Nurul Amin, M.Ag., bapak/ibu dosen pengelola FTIK, para tamu undangan, dan 580 peserta yudisium.

Bertempat di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem, yudisium sarjana kali ini mengambil tema “Urgensi Penanaman Living Values Education bagi Pendidik untuk Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.” Orasi Ilmiah disampaikan oleh Ziadatul Husnah, M.Pd. selaku Direktur Rumah Kearifan/House of Wisdom.

Penanaman Living Values Education bagi pendidik menjadi urgensi penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Melalui pengajaran nilai-nilai kehidupan, pendidik dapat membentuk karakter unggul pada siswa, membangun masyarakat harmonis, mengatasi tantangan global, serta memperkuat jati diri dan kebangsaan. Dengan menjadi contoh yang baik dan mengajarkan nilai-nilai tersebut, pendidik berperan penting dalam menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan mampu berkontribusi positif terhadap pembangunan Indonesia menuju masa depan yang maju dan berkeadilan.

Sambutan pertama dari perwakilan mahasiswi Tadris Bahasa Inggris, Ina Toriqotul Muroqobah, Peraih Medali Emas Lomba Dai Putri OASE Kementerian Agama RI Tahun 2023 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ina, panggilan akrabnya, menyampaikan kuliah di FTIK UIN SATU Tulungagung sebagai tempat untuk menempa diri. “Teman teman, kita dulu datang dengan membawa tiket masuk ftik yang kita yakini akan sebagai tempat kawah candradimuka tempat kita ditempa untuk menjadi pribadi yang tangguh sebagai pendidik yang siap mengabdi demi keberlangsungan mata rantai pendidikan dinegri ini,” ujarnya.

“Boleh saja diantara kita nanti ada yang jadi Youtuber, influencer, Shopee Affiliator, penyanyi pop jawa, selebgram, Tiktoker, komedian, kepala desa, bahkan caleg muda. Namun kita tidak boleh lupa, kita harus mampu mengaktualisasikan dan mengintegrasikan ilmu pendidikan yang kita dapatkan dari bapak ibu dosen pada bidang yang tepat,” tambahnya.

Sambutan berikutnya, Dekan FTIK Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. menjelaskan pentingnya menulis artikel jurnal bagi mahasiswa. Dengan menulis artikel jurnal memiliki kontribusi keilmuan dengan berbagi penemuan dan pemikiran, pengembangan keterampilan akademik seperti penelitian dan analisis, peningkatan pemahaman materi yang mendalam, dan pengakuan dan publikasi yang memperkuat reputasi akademik, serta peningkatan kemampuan berpikir kritis melalui evaluasi bukti dan pembuatan argumen yang kuat. “Karya mahasiswa mohon di-OJS-kan. Mahasiswa bimbingan saya sudah ada 28 yang dipublikasikan. Luar biasa,” papar dekan perempuan satu-satunya di UIN SATU Tulungagung tersebut.

“Saudara harus berfikir kritis. Menulis dan menulis. Hasil peneitian skripsi bisa diunggah menjadi jurnal,” imbuhnya.

Dekan menambahkan pentingnya selalu mendoakan para dosen dan menjaga marwah almamater. Doa menjadi sarana spiritual untuk menguatkan dan mengarahkan dosen dalam menjalankan tugas. Sedangkan menjaga marwah almamater merupakan bentuk komitmen moral dan tanggung jawab sosial sebagai wujud pengabdian kepada institusi pendidikan yang telah memberikan pendidikan dan pengembangan kepada peserta yudisium.

“Tetap sambung doa bagi dosen dan almamater. Dimanapun saudara tetap almamater-nya UIN SATU Tulungagung. Tolong jaga almamater,” kata Guru Besar bidang Ilmu Sosiologi Pendidikan tersebut.

Dekan pun juga memberikan arahan kepada peserta yudisium bahwa orang sukses tidak hanya bergantung pada kepandaian akademik (IQ), tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (ISQ). EQ membantu dalam membangun hubungan yang sehat, berempati, dan mengelola konflik, sementara ISQ melibatkan pemahaman nilai-nilai, tujuan hidup, dan ketahanan mental. Kombinasi dari ketiga faktor ini memungkinkan individu untuk mencapai kesuksesan holistik, membangun hubungan bermakna, dan meraih kepuasan hidup yang lebih tinggi.

“Tetaplah melatih kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual. Menurut psikologi, bukan karena kepandaian (IQ) tapi kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial yang justru sukses dalam kehidupan,” pungkasnya.

Masuk pada sesi Orasi Ilmiah oleh Ziadatul Husnah, M.Pd. mengatakan pentingnya bagi pendidik untuk memahami critical thinking, creativity and innovation, communication, collaboration, dan confidence agar mereka dapat mengajarkan dan mengembangkan keterampilan tersebut kepada peserta didik.

“Karakter critical thinking, creativity and innovation, communication, collaboration danconfidence, tidak cukup hanya dipahami, apalagi dihafal, secara kognitif semata, namun harus dipraktikkan dan dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari, apa pun peran dan profesi kita,” ujarnya.

Berpikir kritis membantu peserta didik dalam menganalisis, mengevaluasi, dan memecahkan masalah secara mendalam. Kreativitas dan inovasi memungkinkan peserta didik untuk berpikir kreatif, mencari solusi yang di luar kebiasaan, dan mengembangkan pemikiran inovatif. Kemampuan komunikasi yang efektif membantu peserta didik dalam menyampaikan ide, berbagi pengetahuan, dan berinteraksi secara efektif.

Kolaborasi mendorong peserta didik untuk bekerja dalam tim, berbagi ide, dan menghargai perbedaan pendapat. Kepercayaan diri mempengaruhi motivasi dan minat peserta didik dalam belajar, membantu mereka mengatasi ketakutan, dan tetap gigih dalam mencapai tujuan. Dengan pemahaman dan penerapan pentingnya keterampilan tersebut, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Mereka dapat mengajarkan dan memfasilitasi pengembangan keterampilan ini, sehingga peserta didik dapat menjadi individu yang kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif, dan percaya diri dalam menghadapi tantangan dalam dunia yang terus berkembang.

Dengan mengintegrasikan Living Values Education dalam pendidikan, pendidik dapat membentuk generasi yang memiliki nilai-nilai positif, keterampilan sosial dan emosional yang kuat, serta rasa percaya diri yang tinggi. Generasi yang demikian akan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, di mana masyarakat Indonesia memiliki kualitas moral yang baik, kemampuan beradaptasi, kolaborasi yang kuat, dan keberanian untuk berinovasi.

Sesi terakhir adalah pembagian sertifikat penghargaan kepada Peraih Indeks Prestasi Kumulatif Terbaik I, II, dan III kepada 12 program studi dan 1 Terbaik Tingkat Fakultas. Untuk terbaik tingkat fakultas diperoleh mahasiswi dari Program Studi Pendidikan Agama Islam, Ike Rahayu Putri dengan IPK 3.99 predikat Summa Cumlaude (*)

   
© Tarbiyah IAIN Tulungagung